ONE STOP NETWORK

ONE STOP NETWORK
SHOPPING ONLINE TERPERCAYA

KOPI MORGAN DAHSYAT

MORGAN COFFEE

MORGAN COFFEE SINO USA COLLABORATION TECHNOLOGY

Create your own video slideshow at animoto.com.

Jumat, 15 Oktober 2010

Pemain Baru di Bisnis Network Marketing

Jika Anda pernah menghadiri presentasi bisnis network-marketing pada saat bisnis network-marketing mulai beroperasi di Indonesia kurang lebih 10 tahun yang lalu, Anda akan melihat banyak ibu-ibu rumah tangga yang hadir. Sekarang, bisnis network-marketing telah digeluti oleh orang dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, tapi yang berkembang paling pesat adalah pelaku network marketing baru dari kalangan eksekutif dan kalangan professional.

Perkembangan industri network-marketing selama satu dekade terakhir telah berhasil menarik minat banyak kalangan untuk ikut berpartisipasi. Saat ini, kita sudah melihat banyak professional yang menjalankan dan mengembangkan bisnis network-marketing mereka sendiri.

Sekarang, jika Anda menghadiri presentasi bisnis network-marketing, sudah merupakan hal yang lumrah untuk melihat dokter, bankir, pengacara, bintang sinetron, selebritis yang berpartisipasi dalam presentasi bisnis tersebut.

Meningkatnya partisipasi dari kalangan eksekutif dan professional memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perkembangan industri network-marketing. Dengan bergabung, kalangan professional membawa keahlian teknis, pengakuan sosial dan juga kredibilitas terhadap industri network-marketing. Para professional ini adalah orang-orang yang mempunyai karir yang relatif mapan dan penghasilan yang relatif tinggi.

Kalau begitu, mengapa para eksekutif dan professional ini berminat menggeluti bisnis network-marketing.Para professional tertarik untuk menggeluti bisnis network-marketing karena bisnis ini menawarkan potensi kebebasan finansial (financial freedom) dan kebebasan untuk mengatur hidup mereka sendiri tanpa harus bergantung kepada orang laiPara professional adalah calon-calon yang ideal untuk menggeluti bisnis network-marketing. Mengapa?

Mari kita analisa kehidupan seorang dokter. Seorang dokter bekerja 10 s/d 12 jam sehari, dan kadang-kadang harus siaga 24 jam. Memang tidak dapat dibantah bahwa penghasilan seorang dokter relatif cukup tinggi. Jika seorang dokter memperoleh pendapatan Rp.300 juta per tahun, penghasilan tersebut tetap saja merupakan penghasilan linear (linear income). Seorang dokter menerima income jika mereka bekerja/berpraktek, jika mereka tidak bekerja/berpraktek, income tidak akan datang dengan sendirinya.

Walaupun seorang dokter memperoleh income yang relatif tinggi, ia juga menginginkan lebih banyak waktu untuk keluarganya, untuk mengembangkan hobbynya atau untuk menikmati liburan dengan keluarganya. Bisnis network-marketing memungkinkan seorang dokter untuk mencapai apa yang tidak ditawarkan oleh penghasilan linear dia.

Kalangan eksekutif (seperti bankir) juga menginginkan hal yang sama. Akibat Krisis Moneter, banyak bankir yang dulu memperoleh income ratusan juta per tahun mengalami PHK hingga harus mencari sumber income lain dan dapat memberikan income tinggi secara lebih terjamin.

Untuk para eksekutif yang tidak terkena PHK akibat krisis moneter, mereka mungkin harus bekerja 2 kali lebih keras tanpa memperoleh kenaikan gaji. Oleh karena itu, mereka juga mulai mempertimbangkan alternatif-alternatif lain untuk memperoleh income yang tinggi. Lagi-lagi, bisnis network-marketing merupakan solusi yang mereka butuhkan.

Network-marketing adalah satu-satunya bisnis yang beresiko rendah, tetapi berpotensi memberikan hasil yang luar biasa tinggi. Hal ini tentu saja menarik untuk para professional yang walaupun mempeoleh income yang tinggi, tetapi harus dengan mengorbankan waktu yang seharusnya di-alokasikan untuk keluarga dan orang-orang tercinta.

Saya yakin, dengan berlalunya waktu, akan semakin banyak lagi eksekutif dan professional yang juga akan ikut bergabung dan mengembangkan industri network-marketing ini.

Jika Anda adalah seorang professional yang sedang mempertimbangkan untuk menggeluti bisnis network marketing, dengan senang hati saya akan bekerjasama dengan Anda untuk mewujudkan financial independence yang Anda impikan.

Kiat memilih Bisnis MLM

Multi Level Marketing atau MLM belakangan ini memang banyak dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mencari penghasilan tambahan. Apakah anda salah satunya? Intip kiat ini untuk panduan Anda berbisnis!

Banyak ibu rumah tangga yang memanfaatkan waktu luangnya di rumah untuk berbisnis MLM. Bahkan ada lho, yang menjadikan bisnis MLM sebagai penghasilan utamanya. Namun, semua itu bisa terjadi jika sudah sukses pada level tertentu dari jaringan MLM yang diikuti.

Sebenarnya MLM itu apa sih? MLM adalah sebuah bisnis pemasaran atas suatu produk yang dilakukan melalui banyak tingkatan atau level, yang sering disebut dengan up-line (tingkat atas) dan down-line (tingkat bawah). Gampangnya sih, sistem pemasaran dan penjualan atas suatu produk dengan menggunakan sistem jaringan atau networking. Up-line diharuskan untuk mencari down-line sebanyak-banyaknya agar mendapatkan bonus yang berlipat.

Di Indonesia, bisnis MLM makin berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun yang menunjukkan bisnis ini mempunyai prospek yang cukup cerah di Indonesia. Alasannya, makin berkembangnya naluri wirausaha saat ini membuat orang berlomba-lomba bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik. Kemudian budaya persahabatan dan networking di Indonesia memungkinkan bisnis MLM yang tumbuh dari jaringan dapat berkembang pesat. Faktor pendukung lain di tengah jumlah pengangguran di Indonesia yang semakin membengkak, bisnis MLM ini bisa menjadi solusi karena mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas.

Uniknya, bisnis MLM tidak seperti bisnis lainnya yang membutuhkan modal yang besar dan kemampuan yang tinggi. Setiap orang dari latar belakang apa pun dapat menjalankan bisnis ini. Karena suatu manajemen yang mengelola MLM biasanya akan memberikan tambahan pengetahuan bagi anggotanya, baik itu berupa seminar, maupun pelatihan langsung mengenai teknik-teknik pemasaran untuk menjalankan bisnis tersebut.

Lalu perusahaan MLM yang manakah yang sebaiknya kita pilih? Berikut tips khusus untuk Anda :

1. Perusahaan MLM yang dipilih Harus Memiliki Surat izin Penjualan Langsung (SIUPL) dari Pemerintah Indonesia,Dan Apabila Produknya,Produk Kesehatan Maka Harus Ada Sertifikat Badan POM.

2. Bila Anda ingin memiliki pelanggan tetap, maka pilihlah perusahaan yang tidak hanya menawarkan barang dan jasa yang seragam, tetapi pilihlah yang memiliki aneka ragam barang dan jasa untuk ditawarkan; dan yang terpenting, memiliki jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya agar bisa ditukar apabila tidak sesuai dengan kualitas yang sebenarnya.

3. Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki sistem keberhasilan untuk bisa sukses, di mana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Sistem yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha, seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri. Jika ada perusahaan MLM yang menawarkan janji manis hasil besar tanpa harus kerja keras, sebaiknya Anda tinggalkan saja.

4. Nah yang terakhir, untuk menunjukkan suatu perusahaan MLM bonafide atau tidak adalah minimal dengan melihat apakah perusahaan tersebut diterima secara nasional sistem bisnisnya. Biasanya, mereka juga akan mengutarakan visi-misinya bagi kesejahteraan perusahaan dan jaringan distributornya.

Dengan demikan, harapan saya, penjelasan di atas dapat dijadikan acuan bagi Anda yang berminat untuk menjadikan bisnis MLM sebagai sarana untuk mencari penghasilan tambahan. Sebagai tambahan, kunci kesuksesan bisnis MLM adalah konsisten karena bisnis MLM dibangun dengan jaringan, dan jaringan itu hanya akan terbangun jika terus-menerus dibentuk. Jika Anda tinggalkan di tengah jalan, mungkin Anda harus mulai dari awal lagi untuk membangunnya kembali.

10 Kesalahan Bisnis MLM dan Bagaimana Menghindarinya

10 Kesalahan Bisnis MLM dan Bagaimana Menghindarinya, Menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dapat membawa Anda kepada kesuksesan dengan lebih cepat.

Orang bijak mengatakan, ‘Jika Anda tidak tahu sedang menuju ke mana, Anda akan butuh waktu lebih lama untuk mencapai tempat tersebut’. Hal demikian juga terjadi di bisnis DS/MLM. Sukses dan gagalnya seseorang dalam perjalanannya di bisnis MLM sangat dipengaruhi oleh perilaku dan visivisinya ke depan. Jeffrey Babener, konsultan MLM ternama di AS menunjuk 10 kesalahan utama distributor MLM yang sering membuahkan kegagalan. Artikel berikut merupakan adaptasi bebas atas tulisan Babener di majalah Network Marketing Life Styles Edisi Desember 2000/Januari 2001, dengan judul “Networking Dos and Don’ts: Ten Common Mistakes and How to Avoid Them”.

Artikel ini sangat menarik karena bisa dijadikan bahan renungan baik oleh distributor maupun perusahaan MLM. Jika distributor bisa bersinergi dengan perusahaan, besar kemungkinan kesalahankesalahan utama tersebut bisa dihindari. Dengan demikian para pelaku MLM berpeluang mencapai tempat tujuan —yaitu kesuksesan— dengan lebih cepat.
Berikut pembahasannya:
1. Jangan berlebihan dengan potensi income
Terlalu membesar-besarkan potensi penghasilan membuat orang berharap secara berlebihan. Memang benar, banyak jutawan lahir oleh bisnis MLM. Namun faktanya kurang dari 10 persen saja distributor yang full time menjalani bisnis ini. Mayoritas orang menjalankan MLM sebagai usaha sambilan. Jadi, ekspetasi penghasilan dari bisnis MLM sebaiknya dibuat serealistis mungkin yang besarannya tak beda jauh dengan penghasilan kerja. Asumsinya, penghasilan ini dipakai sebagai tambahan atas penghasilan kerja tetap. Fakta di lapangan, banyak distributor yang awalnya berlebih berharap dapat uang besar, sebentar kemudian kecewa dan minggat dari MLM. Sponsor yang merekrut dengan janji penghasilan yang muluk-muluk seringkali kehilangan kredibilitasnya dalam waktu singkat. Jadi berikan harapan, bersikaplah positif, dan sekaligus realistis.
2. Jangan hanya mengandalkan sistem
Aktivitas rekrut cenderung ditumpukan pada sistem kompensasi (marketing plan) yang dianggap paling unggul dan menjamin kesuksesan. Namun fakta historis gamblang menyatakan bahwa tidak ada satu perusahaan MLM pun yang sukses dengan sematamata mengandalkan diri pada sistem kompensasi. Tentu saja memiliki sistem kompensasi yang menyediakan insentif-insentif menarik itu perlu. Namun sistem kompensasi yang ‘terlalu menggoda’ seringkali merupakan ‘penambal’ bagi produk yang kurang bagus dan lemahnya manajemen. Sistem semacam ini biasanya tidak melanggengkan keberlangsungan bisnis perusahaan maupun distributornya. Jadi, syarat utamanya tetap produk berkualitas, manajemen yang kuat, dan visi bersama yang bisa bagus. Jadi, pelaku MLM harus lebih memperhatikan unsur-unsur tersebut daripada berkonsentrasi pada keajaiban sistem.
3. Jangan asal ikut tren
Orang suka kepincut dengan produk-produk tertentu yang lagi ngetren habis. Namun cerita seperti itu hanya berlangsung singkat. Kadang sebuah perusahaan MLM bisa sukses oleh momentum produk yang tepat serta dukungan product line yang solid. Namun sejatinya ini jarang terjadi. Sejarah MLM dipenuhi dengan produk-produk yang mengacu pada tren sesaat, tapi tidak semua mendulang sukses. Jadi, carilah produk yang solid dan masuk akal, terutama sekali produk yang ada pasarnya dan benar-benar dibutuhkan konsumen.
4. Jangan berpikir jangka pendek
Sama seperti bisnis-bisnis bernilai dan serius lainnya, MLM perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang. Jika Anda mencari sukses jangka pendek, itu berarti Anda sedang menanam benih kegagalan. Jangan mengharap hasil cepat sekurang-kurangnya dalam enam bulan pertama Anda menggeluti bisnis ini. Mereka yang sukses di MLM umumnya telah cukup bekerja keras membangun jaringan dan punya visi jangka panjang. Ekonom Milton Friedman mengatakan, “Masa depan lebih panjang dari masa sekarang”.
5. Mesin uang? Bukan!
Seringkali kita dengar rencana bisnis yang diakui sebagai mesin uang. Prospek diindoktrinasi, “Anda tidak perlu menjual apapun. Cukup buat daftar prospek dan uang akan datang sendiri ke rekening Anda!” MLM bukan mesin uang dan bukan mesin rekrut. MLM adalah sebuah bisnis yang serius. Distributor yang sukses harus menguasai produknya, mengenal betul konsumennya, tahu visi-visi perusahaan, dan siap bekerja keras untuk mencapai tujuan. Jadi, konsentrasi pada pondasi bisnis yang kuat dan lupakan mesin
uang, dan bisnis Anda berpeluang menjadi lestari.
6. Margin profit tinggi
Sering pula distributor digoda dengan sistem kompensasi yang melebih-lebihkan potensi income, hal mana ditujukan untuk mengangkat produk yang ditawarkan. Perusahaan dengan produk berkualitas baik sah saja menetapkan harga lebih mahal, dan dengan demikian bisa membayar komisi penjualan lebih besar. Pengalaman mencatat, perusahaanperusahaan MLM besar mampu bertahan dengan cara fokus pada produk berkualitas bagus, terpercaya mutunya, dikonsumsi dan dibutuhkan konsumen, seperti produk nutrisi, perawatan pribadi, dan perawatan rumah tangga. Jika produk MLM mudah dicari pembandingnya di ritel, maka agak sulit bagi perusahaan meraih cukup margin profit untuk membayar komisi yang tinggi.
Sejumlah servis atau jasa nampak punya masa depan di industri ini. Namun pemasaran jasa seperti telekom dan internet nampaknya hanya menghasilkan margin profit yang kecil. Keduanya memang bagus dan dibutuhkan. Namun distributor yang bergerak pada produk seperti ini harus mencari jumlah konsumen yang lebih besar untuk bersaing dengan hasil yang didapat oleh produk bermargin profit tinggi.
7. Jangan abaikan reputasi perusahaan
Rasio keberhasilan di MLM tak beda jauh dengan bisnis skala kecil lainnya. Mau tidak mau, ada angka kegagalan yang berarti. Jika Anda mencari peluang lebih besar untuk sukses, pilihlah MLM dengan track record (reputasi) yang teruji. Lebih bagus jika perusahaan tersebut telah beroperasi sekurangkurangnya setahun dan dibuktikan dengan manajemen perusahaan yang berkualitas. Tapi, benarkah peluang sukses bisa diraih oleh mereka yang bergabung lebih awal? Yah, kadang-kadang sih ada benarnya. Namun “ground floor opportunity” atau kesempatan awal tidak ada nilainya jika pondasi bisnis rapuh. Jika Anda tipe orang yang punya nyali besar dan siap ambil risiko berusaha — baik secara finansial maupun psikologis— kalau misalnya MLM baru yang Anda pilih tersebut tutup, setidaknya lakukan telaah seksama atas orang-orang di belakang perusahaan tersebut (pendiri maupun manajemen puncaknya). Kaji pula catatan sukses mereka di bisnis sebelumnya dan bicaralah dengan distributor lain yang juga masuk lebih awal.
8. Hindari inventory loading
Perusahaan yang menginginkan ‘front-load’ dalam jumlah besar dari distributornya jelas menuntut investasi uang tunai yang besar pula. Hindari! Dengan berbagai kemudahan komunikasi dan distribusi saat ini, distributor tidak seharusnya diminta investasi terlalu besar. Praktek inventory loading semata ditujukan untuk menghimpun dana besar guna membayar komisi yang tinggi kepada para heavy hitters. Para heavy hitters ini fokusnya pada rekrut anggota baru. Program semacam ini biasanya merupakan skema piramid terselubung. Saat rekrut melambat, peluang bisnisnya pun memudar. Jadi, bergabunglah dengan perusahaan yang menetapkan investasi yang moderat dan kebiasaan order yang rasional. Yang terakhir ini lebih berdimensi long term daripada yang memaksakan front load besar.
9. Jangan jadi kutu loncat
Katanya, jika satu itu baik, maka dua dan seterusnya pasti lebih baik, benar? Salah! Apapun mitos yang Anda dengar, sangat-sangat sedikit distributor yang bisa sukses dengan memegang sekaligus beberapa program MLM. Sejarah MLM mencatat, deretan kisah sukses lebih diisi para distributor yang komit dan loyal pada sebuah program dibanding para kutu loncat. Walaupun memang tidak mudah untuk fokus pada produk atau program tertentu. Namun mayoritas distributor sukses menekuni bisnis ini secara full time, berhati-hati dalam memilih perusahaan yang tepat, lalu bertekun pada perusahaan tersebut.
10. Jangan berpangku tangan
Tidak cukup hanya memilih perusahaan yang tepat, menelepon teman untuk bergabung, lalu berharap dapat income besar. Distributor yang sukses adalah mereka yang secara konsisten merekrut, menjual, lalu menginvestasikan kembali hasilnya bagi pengembangan bisnisnya. Orang sering memperbincangkan kebebasan finansial di bisnis ini. Namun kebebasan finansial tidak akan terjadi jika Anda hanya berpangku tangan. Sama seperti bisnis-bisnis serius lainnya, sukses di MLM butuh investasi, kerja keras, dan konsistensi. Jadi, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung pengembangan bisnis Anda mulai sekarang. Jangan lupa, hindari segala kesalahan yang sudah Anda kenali bentuknya.

Network Marketing Sulit Dijalankan. Benarkah?

Sudah berapa sering Anda mendengar orang mengatakan bahwa bisnis network-marketing sulit dijalankan. Jika saat ini Anda sendiri sedang mengembangkan bisnis network-marketing, saya yakin pernyataan di atas sudah biasa Anda dengar prospek-prospek Anda. Jika Anda belum menjalankan bisnis network-marketing Anda sendiri, kemungkinan besar Anda juga pernah menggunakan alasan di atas untuk menghindar dari teman-teman yang mengajak bergabung. Tapi, benarkah bisnis network-marketing benar-benar sulit dijalankan???

Saya sendiri pernah berpikir bahwa menjalankan bisnis network-marketing itu sulit. Lagipula, karir saya berkembang relatif cepat, sehingga saya pernah beranggapan bahwa tanpa perlu repot-repot menjalankan bisnis network-marketing, saya akan berhasil mencapai kebebasan finansial dalam waktu singkat.

Kenyataannya adalah, semakin karir saya menanjak, semakin banyak waktu pula yang harus saya alokasikan untuk urusan kantor, sedangkan waktu untuk keluarga semakin lama semakin sedikit. Hal inilah yang membuat saya kembali mempertimbangkan kembali bisnis network-marketing sebagai upaya untuk mencapai kebebasan finansial.

Setelah mempertimbangkan beberapa alternatif, akhirnya saya memutuskan untuk mulai menjalankan dan mengembangkan bisnis network-marketing saya sendiri.

Keputusan saya untuk menjalankan bisnis network-marketing didasarkan atas beberapa pertimbangan. Sebagai orang yang pernah mengatakan bahwa “network-marketing sulit dijalankan,” saya mencoba membandingkan tingkat kesulitan bisnis network-marketing dengan beberapa alternatif lain.

Network-marketing sulit dijalankan.

Benarkah? Dibandingkan dengan apa?

Bagaimana rasanya harus meninggalkan bayi Anda yang baru lahir dua bulan yang lalu dengan baby-sitter di rumah karena Anda dan suami/istri Anda terpaksa harus bekerja hanya untuk membayar tagihan bulanan? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya mengetahui bahwa Anda telah menikahi orang yang paling Anda cintai dan pernah Anda janjikan hal-hal yang serba indah tetapi sampai sekarang belum dapat Anda penuhi? Sulitkah itu???

Bagaimana rasanya jika Anda dan pasangan Anda menyadari bahwa Anda tidak akan mampu membeli rumah idaman Anda karena tidak mungkin membayar cicilan bulanan? Sulitkah itu???

Bagaimana rasanya terpaksa menyelesaikan pekerjaan kantor pada hari Minggu sore dan terpaksa mengingkari janji untuk membawa anak Anda pergi berenang? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya harus kerja lembur di kantor di malam Natal dan tidak bisa meluangkan waktu untuk mengikuti misa Natal di gereja bersama keluarga Anda? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya untuk tiap hari berangkat kerja dengan mobil butut berumur lima belas tahun dan selalu harus dibawa ke bengkel setiap dua minggu sekali, tetapi Anda tidak sanggup untuk membeli mobil baru? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya jika setiap kali membeli baju, Anda terpaksa membeli yang paling murah dan bukan membeli baju yang terlihat paling bagus untuk Anda? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya setiap kali berbelanja dengan keluarga Anda harus memikirkan, “Jika kita beli yang ini, maka kita tidak akan sanggup membeli yang itu.”? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya mengetahui bahwa Anda telah bekerja keras selama 30 tahun untuk suatu hari harus pensiun dengan sepertiga pendapatan Anda sekarang? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya jika suatu hari anak Anda yang telah dewasa pindah ke kota lain dan Anda tidak sanggup mengunjunginya karena harga tiket pesawat terbang terlalu mahal? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya melihat anak Anda tanpa disadari telah tumbuh remaja dan dewasa padahal sewaktu mereka kecil Anda sangat sedikit meluangkan waktu untuk mereka? Sulitkah itu?

Bagaimana rasanya jika Anda di-PHK karena kantor Anda gulung tikar karena Krisis Moneter? Sulitkah itu?

Tahukah Anda hal yang paling sulit?

Hal yang paling sulit itu bukanlah menjalankan bisnis network-marketing.

Hal yang paling sulit adalah suatu hari Anda menyadari telah terlalu banyak membuang-buang waktu yang berharga, dan waktu yang telah Anda sia-siakan tersebut telah hilang untuk selama-lamanya.

Detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari, tahun demi tahun hilang tak berbekas. Waktu yang hilang tak berbekas ini seharusnya dapat Anda gunakan sedikit-demi-sedikit untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis network-marketing Anda secara konsisten dan perlahan-lahan. Manusia sering punya kebiasaan buruk untuk mencari-cari alasan untuk tidak mengerjakan hal-hal yang seharusnya dikerjakan. Seringkali kita mengizinkan orang lain yang tidak berhak dan tidak berkepentingan untuk mengatur hidup kita dan keluarga kita, masa depan kita dan masa depan kita.

Apakah network-marketing benar-benar sulit dijalankan?

Apakah sulit untuk menunjukkan kepada teman-teman produk bermutu tinggi?

Apakah sulit untuk mempelajari sistim bisnis network-marketing sehingga bisa menyampaikannya kepada orang lain?

Apakah sulit untuk meluangkan satu jam sehari untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis network marketing Anda?

Apakah sulit untuk tidak menonton TV/sinetron selama satu jam sehari dan mempergunakan waktu tersebut untuk mengembangkan bisnis network-marketing Anda?

Apakah sulit untuk mengerti bahwa dengan menjalankan bisnis network-marketing secara konsisten dan perlahan-lahan selama beberapa tahun Anda akan dapat mencapai kebebasan finansial?

Sanggupkah Anda bekerja keras mengembangkan bisnis network-marketing Anda selama tiga tahun ke depan supaya keluarga Anda dapat membeli rumah idaman?

Sanggupkah Anda bekerja keras mengembangkan bisnis network-marketing Anda selama tiga tahun supaya anak Anda dapat sekolah di perguruan tinggi yang bermutu tinggi dan bukan yang uang kuliah-nya murah?

Sanggupkah Anda bekerja keras mengembangkan bisnis network-marketing Anda selama tiga tahun supaya taraf hidup keluarga dapat Anda tentukan sendiri dan bukan ditentukan oleh orang-orang yang tidak berhak? Segeralah sadari bahwa Anda mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan bisnis network-marketing.
Network-marketing benar-benar mempunyai kekuatan untuk merubah hidup Anda. Tapi, semua potensi-potensi yang ditawarkan oleh network-marketing tergantung kepada Anda sendiri untuk merealisasikannya. Setelah mempelajari perbandingan-perbandingan di atas, apakah Anda masih merasa bahwa network-marketing sulit dijalankan?

Apakah maksud sebenarnya Network Marketing ?

Banyak orang berpandangan negatif terlebih dulu tentang konsep MLM (network marketing) karena mereka belum mengetahui konsep MLM yang sebenarnya.

Di sini, saya akan mencoba menjelaskan konsep Network Marketing atau MLM yang sesungguhnya.

Konsep MLM (network marketing) adalah “direct selling” atau lebih dikenal sebagai penjualan langsung dengan mengandalkan jaringan pemakai atau penjual.

Berikut perbandingan antara konsep bisnis konvensional dan bisnis direct selling “network marketing”

Bisnis Konvensional

Kita sudah sama-sama mengerti jika keberhasilan semua bisnis, ditentukan oleh besarnya tingkat penjualan.

seorang dokter menjual dikatakan sukses karirnya jika ia berhasil menjual jasa profesionalnya dalam pengobatan, begitu pula pabrik elektronika bisa lebih maju jika penjualan barang produksi elektronik-nya makin tinggi, dll.

Berbicara tentang jaringan, hanya perusahaan yang betul-betul mempunyai visi besar untuk memperluas bisnisnya saja yang biasanya akan membuka jaringan distributor di berbagai lokasi untuk memperluas bidang usahanya.

Semakin banyak jaringan distributor di berbagai daerah, perusahaan akan semakin dekat dengan konsumen. Jadi secara otomatis perusahaan makin cepat berkembang, contohnya jaringan distributor Indofood, Astra Honda, Bank, dll.

konvensional

Semakin banyak jaringan distributor di berbagai daerah, konsumen akan semakin dipermudah.

Perlu anda ketahui, beaya distribusi konvensional ternyata sangat tinggi. menurut statistik biaya distribusi rata-rata perusahaan berskala besar bisa mencapai 60 – 80 %. Dan semua beban beaya ini dikenakan pada harga produk-produk tersebut di tingkat konsumen.

Jadi selama ini, saat anda beli barang-barang di pasar atau supermarket, anda secara tidak langsung telah menyetor uang yang anda belanjakan kepada distributor-distributor konvensional ini.

Jadi, kalau begitu, untung sekali menjadi distributor,ya?

Pertanyaanya, jika kita ingin menjadi seorang distributor di bisnis konvensional bisa nggak ya?

Bisa, tetapi siapkan diri anda dengan Berapa modal yang mesti anda persiapkan untuk menyediakan tempat, pekerja dan produknya?

Punyakah relasi orang penting di bisnis yang akan anda dirikan?

Kesimpulannya, tidak semua orang sanggup menjalaninya.

Bisnis Network Marketing “Direct Selling”

Jaman sudah berubah, konsep distributor konvensional yang cenderung hanya untuk orang-orang tertentu ternyata bisa kita lakukan dengan biaya yang sangat murah dan semua orang dengan berbagai latar belakang bisa menjalaninya sebagai distributor langsung.

Di bisnis “Direct Selling” terjadi pemangkasan biaya pada distributor-distributor konvensional.

Semua produk pabrik langsung disalurkan ke distributor langsung untuk konsumen, tanpa melewati jalur distributor seperti di tingkat konvensional sehingga dengan harga produk yang sama di tingkat konsumen, semua keuntungan pemotongan distribusi konvensional di ubah dalam bentuk bonus, reward-reward mewah.

Menurut prediksi para pakar ekonom dunia seperti Donald Trump, Robert T Kiyosaki, Paul Zane Pillzer, etc bisnis Network Marketing akan menjadi tren bisnis di tahun 2010, semua perusahaan akan melirik konsep bisnis ini untuk bisa tetap bertahan.

direct-sell

Pertanyaanya, bisakah kita menjadi distributor langsung?

Bisa, karena bisnis ini tidak melihat latar belakang anda.

Anda tidak perlu modal besar dan tidak perlu relasi orang-orang penting

Anda tidak perlu sewa tempat dan memikirkan pegawai.

Dengan konsep Personal Franchise, Distributor dengan konsep personal bisa anda jalankan dengan mudah.

Bahkan hasil yang anda dapatkan, bisa melampaui penghasilan distributor konvensional.

Jadi, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

Pertanyaan berikutnya, perusahaan Network Marketing seperti apa yang bisa menjamin kesuksesan financial anda?

Tidak semua perusahaan Network Marketing bisa menjamin kesuksesan anda, ada persyaratan-persyaratan tertentu yang mesti anda pertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan untuk bergabung di bisnis ini.

Bisnis yang akan meledak di masa depan?

Percaya atau tidak, jawabannya adalah industri kesehatan. Siapa yang menjalankan bisnis kesehatan, akan menguasai bisnis masa depan.
Industri kesehatan Sebagai Sebuah Bisnis Masa Depan
Dalam buku Best Sellernya, The Next Trillion Dollars Industry, Pengamat Ekonomi yang juga seorang futuris, PAUL ZANE PILLZER, mengungkap bahwa satu dekade mendatang perkembangan industri kesehatan mencapaititik yang sangat fantastis.

Prediksi ini berdasarkan adanya Generasi kelas menengah yang semakin mapan dan mulai memperhatikan hal lain diluar semua kebutuhan yang sudah mereka penuhi, mereka sudah mampu beli mobil, beli rumah, alat elektronik dan segala kebutuhan lainnya, dan mereka masih mempunyai uang untuk mereka gunakan.
Lalu kemana uang mereka alokasikan ?
Penelitian PAUL ZANE PILLZER menunjukkan bahwa sebagian besar uang akan digunakan untuk membeli kebutuhan kesehatan dan kecantikan. Ternyata setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, sebagian besar kaum menengah ingin awet muda, sehat dan tampil menarik. Dan semuanya kini sedang mengikuti trend kembali pada alam, bahkan Trend ini sudah merambah ke semua strata sosial.
Di Amerika Trend ini dipelopori oleh Kaum Baby Boomer yang merupakan generasi yang belakangan menjadi penggerak , trend setter gaya hidup yang mampu mejadi mesin penggerak ekonomi global. Merekalah yang membuat industri property meledak, Industri otomotif berkembang pesat. Mereka pula yang yang menggerakkan industri asuransi, komputer dan internet ( di indonesia diwakili oleh kelas menengah).
Saat ini, di Amerika saja, menurut Paul, generasi tersebut menghabiskan sekitar 200 milyar dolar AS per tahun untuk produk perawatan kesehatan. Jumlah ini diperkirakan setengah dari angka belanja kendaraan. Dan dperkirakan akan mencapai puncak tertinggi pada akhir tahun 2010, yaitu mencapai 1000 milyar dolar AS atau 1 trilyun dolar AS pertahun, atau sekitar 19 juta dolar ( 19 milyar rupiah ) per menit. Meningkat sekitar 500 persen.
Menurut Paul, ada empat pilihan jika mau mendapat bagian dari bisnis masa depan ini?

  • Pertama

Menjadi tenaga ahli atau praktisi , seperti dokter, spesialis, dsb. Tentu saja untuk menjadi kelompok ini diperlukan bekal pendidikan yang tidak murah dan kecerdasan diatas rata-rata

  • Kedua

Sebagai produsen, tetapi tentu saja harus didukung dengan invetasi milyaran, bahkan trilyunan untuk bangun pabrik, infrastruktur, biaya riset, hak paten, dsb.

  • Ketiga

Sebagai Penjual Retail, Tetap saja harus mempersiapkan modal yang tidak sedikit juga

  • Keempat

Sebagai Distributor
Dalam 30 tahun perkembangan bisnis dunia, distributor adalah bagian dari rantai bisnis yang paling besar mendapatkan keuntungan. Jadi keuntungan terbesar bukan pada produsen melainkan distributor. Contohnya : Sam Walton dengan “Wall Mart” nya, Fred Smith dengan “Fed-Ex”, Josh Bishop dengan “ Amazon.com”. Mereka adalah distributor.
Produk yang Tepat, Peluang yang tepat
Berdasarkan ramalan ini banyak perusahaan-perusahan besar dan yang baru mulai berlomba-lomba bergerak dalam bidang kesehatan lalu mereka tidak segan-segan merubah cara memasarkan produk dengan cara Rantai Distribusi Network Marketing (MLM), sebagagai contoh untuk perusahaan dalam negeri yakni PT. Sido muncul, dll.

Jadi APA hubungannya dengan MLM?
Karena dengan MLM semua bisa jadi Distributor dengan biaya yang murah dan tidak perlu punya keahlian khusus disebabkan masing-masing MLM sudah ada media pembelajaran bagi para Distributornya.

semoga bermanfaat

10 Tips Memilih Bisnis MLM

Khusus buat Anda yang pernah atau sedang berkecimpung dalam bisnis sejenis MLM (Multi Level Marketing), silahkan review kembali profil Perusahaan MLM Anda, adakah kualifikasi di bawah ini sudah dipenuhi oleh Perusahaan Anda ? Jika ada
salah satu poin belum terpenuhi, silahkan pertimbangkan untuk “berpindah ke lain hati” atau Perusahaan MLM lain yang berkualitas.

1. Apakah perusahaan telah berdiri stabil atau meningkat selama 2 tahun terakhir ?

Pilih perusahaan yang telah terbukti mengalami kemajuan sejak pertama kali berdiri.

2. Apakah perusahaan mempunyai modal yang cukup ?

Dengan kata lain, perusahaan memiliki dana yang dibutuhkan demi pertumbuhan, untuk mengembangkan infrastruktur yang solid, untuk menarik perhatian manajemen yang bertalenta, untuk berkompetisi dengan teknologi, dan yang terpenting untuk memberi Anda bonus-bonus.

3. Apakah perusahaan menawarkan produk atau jasa yang unik ?

Produk dan jasa yang di jual, mempuyai keunggulan dibandingkan yang beredar di pasaran. Terlebih jika mudah dijelaskan kegunaannya kepada prospek.

4. Apakah produk & jasa termasuk yang biasa diperlukan oleh masyarakat ?

Produk atau jasa harus memenuhi kriteria “kebutuhan” masyarakat dengan harga yang pas, berkualitas serta mempunyai nilai tersendiri.

5. Apakah produk atau jasa berlaku untuk jangka panjang ?

Anda tidak bisa meraih passive income jika produk atau jasa yang Anda tawarkan hanya bersifat yang sedang trend. Carilah produk atau jasa yang digunakan terus-menerus selama bertahun-tahun kedepan.

6. Apakah perusahaan memberi bonus langsung ?

Penerimaan bonus langsung dapat memudahkan Anda mengatur keuangan. Secara mental, bonus langsung ini bisa menyemangati Anda untuk menjual lagi dan lagi.

7. Apakah sistem marketing mengikuti perkembangan teknologi ?

Perusahaan menyediakan semisal situs internet demi fleksibilitas ketika menjual dan merekrut. Karena tidak semua orang mempunyai tipe seorang sales, yang penuh gairah menjajakan produk atau jasa door to door.

8. Apakah upline/sponsor peduli dengan kesuksesan Anda ?

Jika perusahaan cukup kuat, produk atau jasa berkualitas tinggi, maka kemungkinan Anda sukses semakin besar. Itupun jika upline/sponsor melatih, memotivasi dan mendukung penuh terhadap kesuksesan Anda.

9. Apakah perusahaan menyediakan sistem part-time ?

Katakanlah Anda seorang dokter yang tertarik dengan bisnis MLM. Dalam hal ini, perusahaan tak hanya mempersilahkan seseorang untuk menekuni bisnis MLM secara full-time, karena sebagai dokter Anda ingin tetap bisa menolong orang selain bisa meraih penghasilan extra melalui bisnis MLM.

10.Apakah Anda merasa bahagia ?

Walaupun ini bukan elemen inti bagi para pebisnis, namun bisnis MLM yang dijalani seyogyanya dapat menciptakan kegembiraan saat bekerjasama dengan upline dan downline demi menggapai masa depan yang lebih indah.